Dalam
penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan
hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Penalaran
|
pe.na.lar.an
[n] cara (perihal) menggunakan nalar; pemikiran atau cara berpikir logis; jangkauan pemikiran: kepercayaan takhayul serta ~ yg tidak logis haruslah dikikis habis; (2) hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dng nalar dan bukan dng perasaan atau pengalaman; (3) proses mental dl mengembangkan pikiran dr beberapa fakta atau prinsip |
Penalaran
merupakan kemampuan berpikir atau keterampilan intelektual yang dapat
ditingkatkan melalui pelatihan-pelatihan secara langsung dan intensif. Adapun
yang dimaksud dengan pelatihan penalaran adalah serangkaian tugas mengerjakan
soal-soal atau problem-problem penalaran yang diakukan secara berulang-ulang,
sehingga seseorang atau sekelompok orang menjadi lebih terampil di dalam
menarik kesimpulan-kesimpulan menurut prinsip-prinsip penalaran
Ciri – cirinya :
- Dilakukan dengan sadar
- Didasarkan oleh sesuatu yang sudah diketahui
- Sistematis
- Berpikir logis, dimana berpikir logis diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut pola tertentu atau dengan kata lain menurut logika tertentu
- Sifat analitik dari proses berpikirnya, sifat analitik ini merupakan konsekuensi dari adanya suatu pola berpikir tertentu.
MACAM
– MACAM PENALARAN
Penalaran
Deduktif
Penalaran
Deduktif adalah Metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya
dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Penalaran deduktif memberlakukan
prinsip-prinsip umum untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang spesifik
Ciri ciri
penalaran deduktif
- Dimulai dari hal-hal umum, menuju kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif tersebut dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.
- Kalimat utama terletak diawal paragraf dan selanjutnya dibarengi oleh beberapa kalimat penjelas sebagai pendukung kalimat utama.
Contoh:
Masyarakat indonesia konsumtif (umum) dikarenakan
adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus)
dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan
yang menampilkan gaya hidup komsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda
status sosial .
Penalaran
Induktif
Menurut Nisbet, Krantz, Jepson, dan Kunda (1983)
berargumen bahwa penalaran induktif merupakan aktivitas manusia dalam pemecahan
masalah yang memiliki arti sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dan
berada dimana-mana. Pembentukan konsep, generalisasi contoh-contoh, dan
tindakan membuat penalaran induktif.
Proses penalaran induktif dilakukan malalui
proposisi-proposisi khusus untuk menghasilkan proposisi yang lebih umum, atau
melalui proposisi khusus menuju pada proposisi khusus lain yang melewati
proposisi yang lebih umum.
Ciri-ciri
penalaran induktif
- Menyebutkan peristiwa " khusus "
- Menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa khusus
- Kesimpulan terdapat diakhir paragraf
Contoh
penalaran induktif adalah :
Premis
1 : Ayam punya mata
Premis 2 : Kucing punya mata
Premis 2 : Kucing punya mata
Premis
3 : Bebek punya mata
Premis 4 : Kuda punya mata
Premis 4 : Kuda punya mata
Konklusi
: setiap hewan punya mata
REFERENSI :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar