Sabtu, 26 Oktober 2013

From my Heart

Engkau seperti sepucuk surat yang datang padaku.
Tak tahu datang darimana, tiba-tiba memancarkan aura cinta.
Memanggilku untuk membaca dan memahami arti hadirmu.
Bintang………. dia datang dari planet mana?
Dia begitu indah dan mempesona.
Saat menatap matanya, hatiku seperti sedang lari marathon.

Bulan…
Jagalah dirinya dari gelap malam, saat kau kerlipkan cahayamu.
Berikanlah dia selalu mimpi indah tentang diriku.
Wujudkanlah cinta yang tulus dan sejati.
Diriku selalu mengingatnya, menyayanginya dan aku benar-benar telah jatuh hati pada-nya……..

KAMU.....

Kamu adalah seseorang yang datang tanpa kuundang, tanpa kuminta dan tanpa pernah kufikirkan sebelumnya, bahkan hanya lewat mimpi.

Kamu adalah teman dalam malam-malam panjangku yang kosong, tak peduli dimana letak penting tidaknya percakapan yang terjalin.

Kamu adalah alasanku betah menggenggam handphone dan rajin melihat layarnya serajin aku bernafas.

Kamu adalah radio yang bisa aku minta putarkan lagu ini itu. Bukan, bukan karena aku cinta kamu karena suaramu, sungguh bukan, tapi karena aku tak tau lagi bagaimana caranya menetralisir rasa yang menyiksa namun indah itu. Rindu. Ya, rindu.

Kamu adalah ibu tiriku yang seringkali membuatku menangis di pojok kamar. Ah, mungkin ini bagian dari jiwa kanak-kanakku yang tak kunjung punah. Terlalu menyakitkan aku ratapi, terlalu menyenangkan pun aku guyur dengan air mata. 

Kamu adalah pengisi satu folder foto dalam handphone ku, yang jika suaramu tak mampu mengobati kicauan rindu yang membabibuta, hanya dengan membuka satu folder itu saja, aku lupa rinduku.

Kamu adalah ayahku ke-2 ku yang kalau marah cukup berkata singkat namun nyelengkat. Beberapa kali aku merasakan dimarahi, atau dinasehati oleh ‘kamu’. Aku suka. Aku cinta. Bahkan aku cinta caramu marah.

Kamu adalah yang membuatku menyimpan iri. Iri dengan orang-orang yang bisa kapan saja ada di dekatmu. Bahkan aku iri dengan handphone mu yang ada denganmu apapun keadaanmu. Sedangkan aku? Di sini. Hanya bisa mengekspresikannya dengan kata-kata, bukan tindak nyata. 

Kamu adalah suster judes yang menyuruhku menelan bulat-bulat beberapa obat super pahit tanpa air. Nyata. Pahit, ya pahit. Tak ada yang kamu buat-buat manis. Bahkan aku suka, aku cinta caramu memberi obat pahit itu.

Kamu adalah satu-satunya yang membuatku ikhlas dihantui sosokmu setiap malam. Ikhlas karena itu menyakitkan. Kalau boleh, aku ingin mengupgrade bagian otakku yang menyimpan nama mu, agar tak ada lagi malam galau.

Dan aku, suka KAMU :)

Sebut saja "MOVE ON:')"


Merelakan bukan berarti menyerah, tapi lebih kepada menyadari dan menerima bahwa ada hal-hal yang tidak bisa dipaksakan. Move on.
 

Menyadari dan menerima. Setiap ada menyadari, selalu diikuti menerima. Kalau sudah sadar, berarti harus sudah bisa menerima. Itu teori. Bagaimana situasi di lapangan yang sebenarnya? Sudah tau, sudah sadar bahwa ada hal-hal yang tidak bisa dipaksakan, tapi masih sulit untuk menerima. Contoh yang paling dasar, seseorang yang memproklamirkan bahwa ia sedang dalam proses atau telah melewati proses ‘Move On’. Telah melewati proses tapi masih saja membahas yang berkaitan dengan dia-yang-tidak-bisa-dipaksakan. Masih saja mencari dimana letak kesalahan masa lalu. Masih menyesal dan berharap ada keajaiban bisa memutar waktu untuk memperbaiki yang rusak. Itu belum masuk dalam kategori menerima. Menerima juga bukan berarti lupa. Semua kenangan masa lalu, apalagi yang baik-baik, bersama orang yang kita anggap terbaik itu jangan sampai dijadikan media untuk menyiksa diri sendiri. Dikenang boleh, tapi jangan diratapi terus menerus. Kasian diri sendiri. Kurang tau persis bagaimana skala untuk menentukan seseorang boleh dikatakan ‘telah’ merelakan dan menerima. Yang jelas, jika masih terus membahas, menganggap diri sendiri bersalah, itu belum bisa masuk dalam kategori ‘merelakan’.

Sebenernya trik move on paling ampuh itu cuma satu: Harus ada orang buat di Move On-in.
Ya! Harus ada orang buat di move on-in. Mungkin tidak semua orang setuju dengan pernyataan ini. Kenapa? Karena ada kemungkinan orang yang di-move-on-in itu cuma sebagai pelampiasan rasa sepi. Dan akibatnya? Timbul masalah baru. 

Kuncinya, Move On bukan berarti lupa, bukan berarti berhenti peduli, tapi lebih kepada menerima kalau tanpa kita, dia (lebih) bahagia:) 

Jumat, 11 Oktober 2013

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KONSUMEN

A.  Model Proses Pengambilan Keputusan

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pengambilan keputusan secara universal didefinisikan sebagai pemilihan diantara berbagai alternative. Pengertian ini mencakup baik pembuatan pilihan maupun pemecahan masalah.

Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan:

Menurut Herbert A. Simon, Proses pengambilan keputusan pada hakekatnya terdiri atas tiga langkah utama, yaitu:

·                                 Kegiatan Intelijen
Menyangkut pencarian berbagai kondisi lingkungan yang diperlukan bagi keputusan.
·                                 Kegiatan Desain
Tahap ini menyangkut pembuatan pengembangan dan penganalisaan berbagai rangkaian kegiatan yang mungkin dilakukan.
·                                 Kegiatan Pemilihan
Pemilihan serangkaian kegiatan tertentu dari alternative yang tersedia.

Sedangkan menurut Scott dan Mitchell, Proses pengambilan keputusan meliputi:

1.                              Proses pencarian/penemuan tujuan
2.                              Formulasi tujuan
3.                              Pemilihan Alternatif
4.                              Mengevaluasi hasil-hasil

Pendekatan konperhensif lainnya adalah dengan menggunakan analisis system. 

Menurut ELBING ada lima langkah dalam proses pengambilan keputusan:
1.                              Identifikasi dan Diagnosa masalah
2.                              Pengumpulan dan Analisis data yang relevan
3.                              Pengembangan dan Evaluasi alternative alternative
4.                              Pemilihan Alternatif terbaik
5.                              Implementasi keputusan dan Evaluasi terhadap hasil-hasil

Proses pengambilan keputusan ( untuk pembeli atau tidak membeli ) oleh decider meliputi kegiatan :
Ø      Perumusan masalah
Ø      Pengumpulan informasi
Ø      Pengembangan dan penilaian alternative
Ø      Penentuan alternatife terbaik atau pengambilan keputusan
Ø      Kegiatan setelah kepurusan diambil

Model proses pengambilan keputusan 

Masalah :
     Adanya kesenjangan antara keadaan sekarang (kondisi nyata) dengan keadaan yang diharapkan (kondisi ideal). Kesenjangan ini dikuatkan oleh stimuli (internal dan eksternal). Masalah yang umumnya dihadapi oleh calon pembeli adalah kebutuhan yang perlu dipenuhi. Ketiadaan makanan merupakan persoalan bagi seseorang yang lapar. Makanan yang berkolestrol tinggi merupakan permasalah bagi orang yang sangat memperhatikan kesehatan.

Informasi :
     Informasi diperlukan untuk pendukun dasar pengambilan keputusan. Sumber informasi meliputi : personal (berita tentang dibukanya restoran baru dari tetangga atau teman kampus), komersial (iklan dimajalah), public (berita dari televise atau radio), dan pengalaman (merasakan kelezatan makanan di restoran baru)

Evaluasi Alternatif :
    Alternative membeli atau tidak membeli meliputi produk (merk) tertentu, dipengaruhi oleh pertimbangan atribut produk. Yaitu meliputi : manfaat, kepentingan, image, dan fungsi yang diharapkan. 

Keputusan :
     Hasil evaluasi alternative adalah penentuan keputusan membeli (apa, berapa, kapan, dimana, dst) atau keputusan tidak membeli sesuatu.

Perilaku tindak-lanjut setelah pembelian :
     Pengalaman setelah pembelian akan merupakan masukan yang akan memperkuat (memperlemah) perilaku pembelian kemudian.

B.    Tipe – tipe Proses Pengambilan Keputusan

Tipe Pengambilan keputusan ( Decision making) : Adalah tindakan manajemen dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran.

Keputusan dibagi dalam 3 tipe :

1.                              Keputusan terprogram/keputusan terstruktur : Keputusan yg berulang2 dan rutin, sehingga dapt diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pd manjemen tkt bawah.
Contoh : keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang,dll.

2.                              Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur : Keputusan yg sebagian dpt diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tdk terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan2 serta analisis yg terperinci. Contoh : Keputusan membeli sistem komputer yg lebih canggih, keputusan alokasi dana promosi.

3.                              Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur : Keputusan yg tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tdk terstruktur tdk mudah untuk didapatkan dan tdk mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.

C.  Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah

1.                                             Trial & error : Coba dan salah. Cara ini merupakan metode yang paling rendah tingkatannya, dilakukan oleh orang yang belum pernah mengalami/ mengenal dan belum tahu sama sekali. Dalam keperawatan ini sangat berbahaya dan tidak boleh dilakukan. Contohnya : ada klien panas, dicoba diurut, dicoba diberi makan, dicoba ditiup, tdk berhasil dicoba diberi minum, dibuka baju, diberi kompres sampai berhasil panasnya turun, dll.

2.                                             Intuisi : penyelesaian masalah dengan intuisi atau naluri/ bisikan hati. Penyelesaian dengan cara ini kurang dianjurkan dalam metode ilmiah, karena tidak mempunyai dasar ilmiah.   Kadang-kadang metode ini juga dapat memberikan jalan keluar bila intuisi ini berdasarkan analisis atau pengalaman, dan pengetahuan yang dimiliki.

3.                                             Nursing process : Proses keperawatan merupakan suatu langkah penyelesaian masalah yang sistematis dan didukung oleh rasionalisasi secara ilmiah meliputi : pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi yang merupakan suatu siklus untuk mengatasi masalah yang terjadi pada klien.

4.                                             Scientifik methode/Research Process  : Proses riset/ penelitian merupakan suatu penyelesaian masalah berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan logika, dengan pendekatan yang sistematis.  

D.  Pembelian
Istilah purchasing atau pembelian sinonim dengan procurement atau pengadaan barang. Berikut adalah definisi procurement menurut Bodnar dan Hopwood (2001:323), yaitu:“Procurement is the business process of selecting a source, ordering, and acquiring goods or services.”
Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti: Bahwa pengadaan barang adalah proses bisnis dalam memilih sumber daya-sumber daya, pemesanan dan perolehan barang atau jasa.


Brown dkk. (2001:132) mengatakan bahwa secara umum pembelian bisa didefinisikan sebagai: “managing the inputs into the organization’s transformation (production process).” Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa pembelian merupakan pengelolaan masukan ke dalam proses produksi organisasi.

Berikut adalah pendapat Galloway dkk. (2000:31) mengenai fungsi pembelian, yaitu: “The role of purchasing function is to make materials and parts of the right quality, and quantity available for use by operations at the right time and at the
right place.” Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa peran fungsi pembelian adalah untuk mengadakan material dan part pada kualitas yang tepat dan kuantitas yang tersedia untuk digunakan dalam operasi pada waktu yang tepat dan tempat yang tepat.

Struktur Keputusan Membeli

Struktur keputusan membeli penting,karena sesudah menetukan kebutuhan dan mempunyai keinginan akan produk tertentu, konsumen diharapkan untuk memunculkan keputusan untuk membeli. Ada tujuh struktur keputusan membeli yang mempengaruhi konsumen

1. Keputusan tentang jenis produk
Konsumen dapat memutuskan untuk membelanjakan uangnya untuk membeli produk X atau tujuan lain selain melakukan pembelian. Para pemasar harus memusatkan perhatian pada konsumen yang diharapkan memutuskan untuk untuk membeli produk X dari alternatif lain yang mereka pertimbangkan uangnya untuk membeli komputer atau keperluan lain (membeli kamera, pakaian, dan buku)

2. keputusan tentang jenis produk
Konsumen memutuskan untuk membeli produk X dengan bentuk tertentu (ukuran, mutu, corak,dan sebagainya). Perusahaan harus menggunakan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen (untuk memaksimumkan daya tarik merk produk X, misalnya mahasiswa tersebut menentukan karakteristik dari komputer yang diinginkan yaitu laptop, Pentium 120, kemampuan memproses cepat, fasilitas lengkap (baterai, CD drive, mouse)

3. keputusan tentang merek
Konsumen memutuskan merk yang akan diambil. Perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merk. Misalnya berdasarkan informasi yang dihimpun, mahasiswa tersebut memilih untuk mendapatkan komputer merk acer.

4. keputusan tentang penjualan
Konsumen memutuskan dimana akan membeli (toko serba ada, elektronik, toko khusus dan lain-lain, perusahaan ( termasuk pedagang besar, pengecer) Harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu. Misalnya mahasiswa tersebut mempunyai pilihan membeli di toko elektronik, toko khusus komputer atau agen tertentu. Disamping pertimbangan harga, ia mempertimbangkan pula layanan yang didapat baik pada waktu membeli layanan purna jual.

5. Keputusan tentang jumlah produk
Konsumen memutuskan jumlah produk yang akan dibeli. Perusahaan harus mempertimbangkan banyaknya produk tersedia untuk konsumen sesuai keinginan konsumen yang berbeda-beda.

6. keputusan tentang waktu pembelian
Konsumen memutuskan kapan harus membeli (kapan uang/kesempatan tersedia). Perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam penentuan waktu pembelian, yang juga mempengaruhi perusahaan dalam mengatur waktu produksi, pemesanan, periklanan dan sebagainya.

7. Keputusan tentang cara pembayaran


Konsumen memutuskan mode pembelanjaan yang disukainya, perusahaan harus mengetahui hal ini yang akan mempengaruhi dalam penawaran pembayaran (discount untuk tunai, kemudahan kredit, bunga rendah, dan lain-lain).

E.   Diagnosa Perilaku Konsumen

Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal,yaitu:
1. Untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan
saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.

2. Perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan
publik.Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan
transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket
transportasi di hari raya tersebut.

3.Pemasaran sosial (social marketing), yaitu penyebaran ide di antara konsumen.
Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.

Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen.
1.Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.

2.Pendekatan kedua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi.Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perliku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survey untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen.

3.Pendekatan ketiga disebut sebagai sains marketing yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan perilaku konsumen.

Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan memberikan pemahaman atas perilaku konsumen serta strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.
Referensi :

Budiarto, Teguh . 1993 . Dasar Pemasaran . Jakarta : Universitas Gunadarma

http://anitafebianaa.blogspot.com/2012/10/model-proses-pengambilan-keputusan-tipe.html
http://dianaflavia.blogspot.com/2010/10/proses-pengambilan-keputusan-oleh.html

Kamis, 03 Oktober 2013

PERILAKU KONSUMEN DAN CAKUPAN KONSUMEN


Pendahuluan

Perilaku Konsumen dan Cakupan Konsumen

Perilaku konsumen adalah Proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.

Perilaku konsumen penting dibahas untuk memahami sisi permintaan barang dan jasa. Konsumen di asumsikan memiliki informasi atau pengetahuan yang sempurna berkaitan dengan keputusan konsumsinya. Mereka akan tahu persis kualitas barang, kapasitas produksi, tekhnologi yang digunakan dan harga barang di pasar.

Konsumen adalah Setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali, maka dia disebut pengecer atau distributor

Ciri – Ciri Konsumen

1. Personal Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk penggunaannya sendiri.

2. Organizational Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.


3. Production concept
Konsumen pada umumnya lebih tertarik dengan produk-produk yang harganya lebih murah. Mutlak diketahui bahwa objek marketing tersebut murah, produksi yang efisien dan distribusi yang intensif.

4. Product concept
Konsumen akan menggunakan atau membeli produk yang ditawarkan tersebut memiliki kualitas yang tinggi, performa yang terbaik dan memiliki fitur-fitur yang lengkap.

5. Selling concept
Marketer memiliki tujuan utama yaitu menjual produk yang diputuskan secara sepihak untuk diproduksi.

6. Marketing concept
Perusahaan mengetahui keinginan konsumen melalui riset yang telah dilakukan sebelumnya, kemudian memproduksi produk yang diinginkan konsumen. Konsep ini disebut marketing concept.

7. Market segmentation
Membagi kelompok pasar yang heterogen ke kelompok pasar yang homogen.

8. Market targeting
Memlih satu atau lebih segmen yang mengidentifikasikan perusahaan untuk menentukan.

9. Positioning
Mengembangkan pemikiran yang berbeda untuk barang dan jasa yang ada dalam pikiran konsumen.

10. Menyediakan nilai pelanggan didefinisikan sebagai rasio antara keuntungan yang dirasakan sumber-sumber (ekonomi, fungsional dan psikologi) digunakan untuk menghasilkan keuntungan-keuntungan tersebut. Keuntungan yang telah dirasakan berupa relative dan subjektif.

11. Kepuasan pelanggan adalah persepsi individu dari performa produk atau jasa dalam hubungannya dengan harapan-harapan.



Memahami kekuatan-kekuatan utama dalam mempertajam penelitian tentang konsumen.
1. Membantu mereka untuk mengetahui  keinginan, kebutuhan sekaligus dengan kepuasan konsumen.
2. Implikasi yang banyak disarankan untuk menjadikan pemasaran berhasil adalah kenalilah konsumen anda, berilah apa yang mereka inginkan, gunakan media yang menjadi sasaran dan media baru, gunakan non-media, capailah konsumen di toko, tajamkan promosi, bekerja sama dengan pengecer.

     Referensi :

Rahardja, Prathama . 2008 . Pengantar Ilmu Ekonomi ( Mikro Ekonomi dan Makro Ekonomi ). Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

SEGMENTASI PASAR DAN ANALISIS DEMOGRAFI


Segmentasi Pasar

Segmentasi Pasar adalah Pembagian suatu pasar yang heterogen ke dalam satuan-satuan pembeli yang homogen, dimana kepada setiap satuan pembeli yang homogen tersebut dijadikan sasaran pasar yang dicapai dengan marketing mix tersendiri.
Defini Segmentasi Pasar oleh beberapa ahli :

a. Swastha & Handoko (1997)
Mengartikan segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi–bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen.

b. Pride & Ferrel (1995)
Mengatakan bahwa segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli dan sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompok–kelompok pasar yang terdiri dari orang–orang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa.

c. Swastha & Handoko (1987)
Merumuskan segmentasi pasar adalah suatu tindakan membagi pasar menjadi segmen–segmen pasar tertentu yang dijadikan sasaran penjualan yang akan dicapai dengan marketing mix.
Beberapa periset usaha berusaha membentuk segmen dengan menggunakan cirri-ciri konsumen seperti: Ciri geografi, demografi dan psikografis. 

Kriteria Segmentasi Pasar yang efektif:
1.    Dapat di ukur                  : Ukuran, daya beli dan profit segmen dapat di ukur.
2.    Dapat di akses                 : Segmen dapeat dijangkau dan dilayani secara efektif.
3.    Dapat di bedakan             : Segmen-segmen secara konseptual dapat dipisah-pisahkan.
4.    Dapat di laksanakan         : Program-program yang efektif dapat dirumuskan untuk menarik dan melayani segmen tersebut.

Kepuasan Konsumen
Pembeli akan puas sekali setelah melakukan pembelian, tergantung kepada kinerja tawaran dalam pemenuhan harapan pembeli.

Kepuasan : Perasaan senang atau kecewa sesorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan. Jika kinerja melebihi harapan, pelanggan amat sangat puas. Jika kinerja memenuhi harapan, pelanggan puas. Jika kinerja tidak memenuhi harapan, pelanggan tidak puas.

Segmentasi dan Profitabilitas

Profitabilitas adalah Kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.

Referensi :


Philip Kotler . 2007 . Manajemen Pemasaran Jilid 1 Edisi 12 . Jakarta : Macanan Jaya Cemerlang

Contoh Perusahaan

Garuda Indonesia (IDX: GIAA) (PT Garuda Indonesa (Persero) Tbk) adalah Maskapai penerbangan nasional Indonesia. Garuda adalah nama burung mitos dalam legenda pewayangan. Sejak Juni 2007, maskapai ini, bersama dengan maskapai Indonesia lainnya, dilarang menerbangi rute Eropa karena alasan keselamatan. Namun, larangan ini dicabut dua tahun kemudian, tahun 2009. Setahun sebelumnya, maskapai ini telah menerima sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA) dari IATA, yang berarti bahwa Garuda telah seluruhnya memenuhi standar keselamatan penerbangan Internasional. Garuda masuk dalam daftar maskapai bintang empat dari Skytrax, yang berarti memiliki kinerja dan pelayanan yang bagus.

Tahun 2014 Garuda akan bergabung dengan aliansi penerbangan SkyTeam. Pada 2012, Garuda Indonesia mendapat penghargaan Best International Airline di antara maskapai-maskapai kelas dunia lainnya dengan 91 persen penumpang menyatakan sangat puas dengan pelayanan maskapai ini. Garuda juga merupakan sponsor SEA Games 2011 dan telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan Liverpool FC Inggris. Pada tahun 2013 Garuda Indonesia mendapatkan penghargaan "World Best Economic Class" dan "World Best Economic Seat Class". Garuda Indonesia menepati posisi ke 8 sebagai maskapai penerbangan terbaik versi Skytrax. Bulan Agustus Garuda Indonesia akan membuka rute baru ke Papua Nugini



http://id.wikipedia.org/wiki/Garuda_Indonesia

Segmentasi Pasar Garuda Indonesia :

Garuda Indonesia memiliki beberapa program untuk mendukung penjualan dan pemasarannya. Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen, yaitu:

- Program Promosi
Mereka mempunyai program promosi untuk menghasilkan keuntungan serta menghasilkan pendapatan tambahan dengan jaringan domestik yang kuat untuk terus meningkatkan pangsa pasar domestik dan internasional bagi usahawan, perorangan, wisatawan dan kargo termasuk penerbangan borongan.

- Layanan Konsumen
Sistem pelayanan Garuda Indonesia pada pelanggan yaitu memberikan kepuasan kepada pengguna jasa yang terpadu dengan industri lainnya melalui pengelolaan secara profesional dan didukung oleh sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi tinggi.

PEMASARAN GARUDA INDONESIA Pada Pasar Domestik :


(Studi Kasus : Rute Jakarta-Denpasar)

Rute penerbangan Jakarta - Denpasar mcrupakan rute penerbangan yang memberikan kontribusi revenue dan mempunyai pangsa pasar yang bcsar pada pasar domestik. Namun, mulai tahun 1991 - 1994, pangsa pasar Garuda pada rute ini semakin menurun, dimana pertumbuhan pasarnya lebih rendah dari pada pertumbuhan pasar keseluruhan. Padahal, pesaing potensial Garuda, yaitu, perusahaan "SG" dapat meraih pangsa pasar yang semakin meningkat dari tahun 1991 sampai dcngan tahun 1994. Hal ini disebabkan karena strategi yang diterapkan oleh "SG" relatif lebih inovatif dan agresif bila dibandingkan dengan strategi Garuda. Apabila Garuda tidak menyusun strategi pemasaran yang tepat, maka diperkirakan untuk niasa datang pangsa pasar Garuda pada rute ini akan semakin menurun.

Karya akhir ini mengambil topik tentang peramusan strategi pemasaran PT. Garuda Indonesia untuk rute Jakarta - Denpasar. Langkah-Iangkah dalam menentukan usulan strategi tersebut adalah berupa analisa karakteristik rutc Jakarta - Denpasar, analisa lingkungan eksternal dan internal, analisa posisi strategik rute Jakarta - Denpasar, penentuan strategi utama, penentuan target pasar, dan perumusan strategi bauran pemasaran.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka sasaran strategi yang disarankan untuk rute ini adalah mempertahankan pangsa pasar dan posisi sebagai pemimpin pasar.

Untuk mencapai sasaran tersebut, maka terdapat beberapa alternatif strategi yang dapat dilakukan, yaitu sebagai berikut:
• meningkatkan kualitas produk
• meningkatkan difcrensiasi produk
• meningkatkan usaha promosi
• menentukan harga yang bcrsaing

Strategi pemasaran yang dilakukan adalah Strategi pemasaran total, yaitu Garuda melayani semua segmen pasar yang ada, baik penumpang dengan tujuan bisnis, penumpang dengan tujuan wisatawan, maupun penumpang dengan tujuan pribadi.
Strategi tersebut kemudian dijabarkan ke dalam strategi bauran pemasaran, yang meliputi strategi produk, strategi harga, strategi distribusi dan strategi promosi.

PERKEMBANGAN GARUDA INDONESIA

Garuda Indonesia adalah sebuah perusahaan milik negara Republik Indonesia. Garuda Indonesia berkantor pusat di Cengkareng, Jakarta, Indonesia. Selain berpusat di Jakarta, Garuda Indonesia juga memiliki kantor perwakilan yang tersebar di hampir seluruh kota besar di Indonesia dan juga kota – kota di luar negeri.
 
Garuda bukan hanya sebuah perusahaan penerbangan kecil tetapi merupakan sebuah perusahaan yang besar dan juga memiliki beberapa anak perusahaan yang bergerak dalam bisnis atau usaha pendukung bisnis penerbangan seperti PT. GMF Aero Asia (merupakan pusat pelayanan perawatan pesawat terbang), PT. 

Aerowisata (perusahaan yang bergerak dibidang jasa perhotelan, travel, dan catering) PT. Abacus (merupakan perusahaan penyedia layanan sistem reservasi untuk penerbangan) dan PT. Gapura Angkasa (penyedia layanan ground handling dalam bisnis penerbangan).
 
Armada Garuda Indonesia yang pertama untuk melayani jaringan penerbangan di dalam negeri terdiri dari 20 pesawat DC-3/C-47 dan 8 pesawat jenis PBY – Catalina Amphibi. Untuk melebarkan sayapnya, Garuda kemudian mengadakan pembaruan armadanya yang tiba antara bulan Oktober 1950 dan Februari 1958 sehingga menjadi : DC 3/C-47 20 pesawat, Convair liner –240 8 pesawat, Convair liner- 340 8 pesawat, Convair liner – 440 8 pesawat, De Haviland Heron 14 pesawat.
 
Jaringan penerbangan Garuda Indonesia kemudian diperluas meliputi seluruh wilayah Republik Indonesia kecuali Irian Jaya sedangkan ke luar negeri menjangkau kota – kota Singapura, Bangkok, dan Manila. Disebabkan alasan teknis maka seluruh pesawat De Haviland Heron di hapus dari kekuatan armada Garuda. 

Selanjutnya antara tahun 1960 dan 1966 Garuda Indonesia mendapatkan tambahan armadanya lagi berupa pesawat – pesawat bermesin jet seperti : Convair liner 990 A 3 pesawat, Lockheed Electra L188C 3 pesawat, Douglas DC-8-55 1 pesawat.
 
Garuda semakin berkembang dan seluruh pesawatnya kemudian terdiri dari pesawat bermesin jet. Kekuatan armadanya berturut – turut ditambah dengan tipe – tipe pesawat seperti; Douglas DC-10, Boeing B-747, Airbus A-300, dan A-330.
 
Kegiatan Garuda lainnya adalah mengangkut ribuan jemaah haji setiap tahunnya. Selain itu Garuda Indonesia juga merupakan sarana angkutan bagi kunjungan resmi Kepala Negara ke berbagai negara.
 
Sebagai perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa nasional, Garuda Indonesia berjuang sekuat tenaga dalam menegakkan citra bangsa dan negara melalui pelayanannya. Kini jaringan penerbangan Garuda Indonesia telah menjangkau seluruh wilayah Republik Indonesia, sedangkan keluar negeri meliputi kota – kota di benua Asia, Australia dan Eropa.

Referensi :
 

http://sonthaluvjc.blogspot.com/2010/04/artikel-strategi-pemasaran-pada-pt.html