Kamu adalah seseorang yang datang tanpa kuundang, tanpa kuminta
dan tanpa pernah kufikirkan sebelumnya, bahkan hanya lewat mimpi.
Kamu adalah teman dalam malam-malam panjangku yang kosong, tak
peduli dimana letak penting tidaknya percakapan yang terjalin.
Kamu adalah alasanku betah menggenggam handphone dan rajin
melihat layarnya serajin aku bernafas.
Kamu adalah radio yang bisa aku minta putarkan lagu ini itu.
Bukan, bukan karena aku cinta kamu karena suaramu, sungguh bukan, tapi karena
aku tak tau lagi bagaimana caranya menetralisir rasa yang menyiksa namun indah
itu. Rindu. Ya, rindu.
Kamu adalah ibu tiriku yang seringkali membuatku menangis di
pojok kamar. Ah, mungkin ini bagian dari jiwa kanak-kanakku yang tak kunjung
punah. Terlalu menyakitkan aku ratapi, terlalu menyenangkan pun aku guyur
dengan air mata.
Kamu adalah pengisi satu folder foto dalam handphone ku, yang jika
suaramu tak mampu mengobati kicauan rindu yang membabibuta, hanya dengan
membuka satu folder itu saja, aku lupa rinduku.
Kamu adalah ayahku ke-2 ku yang kalau marah cukup berkata
singkat namun nyelengkat. Beberapa kali aku merasakan dimarahi, atau dinasehati
oleh ‘kamu’. Aku suka. Aku cinta. Bahkan aku cinta caramu marah.
Kamu adalah yang membuatku menyimpan iri. Iri dengan
orang-orang yang bisa kapan saja ada di dekatmu. Bahkan aku iri dengan
handphone mu yang ada denganmu apapun keadaanmu. Sedangkan aku? Di sini. Hanya
bisa mengekspresikannya dengan kata-kata, bukan tindak nyata.
Kamu adalah suster judes yang menyuruhku menelan bulat-bulat
beberapa obat super pahit tanpa air. Nyata. Pahit, ya pahit. Tak ada yang kamu
buat-buat manis. Bahkan aku suka, aku cinta caramu memberi obat pahit itu.
Kamu adalah satu-satunya yang membuatku ikhlas dihantui sosokmu
setiap malam. Ikhlas karena itu menyakitkan. Kalau boleh, aku ingin mengupgrade
bagian otakku yang menyimpan nama mu, agar tak ada lagi malam galau.
Dan aku, suka KAMU :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar