Kamis, 17 November 2011

Perbedaan mengenai hakikat manusia sebagai Makhluk Social dan Makhluk Ekonomi

Manusia sebagai makhuk social

Menurut kodratnya manusia adalah makhluk social/makhluk bermasyarakat. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk social, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Manusia dikatakan sebagai makhluk social juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan(interaksi)dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia jika tidak hidup ditengah-tengah manusia. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi/bicara, dan bisa mengembangkan potensi kemanusiaannya.


Manusia Sebagai Makhluk Ekonomi

Walaupun manusia membutuhkan manusia lainnya dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari, tetapi manusia tetap memiliki otonomi untuk menentukan nasibnya sendiri. Secara pribadi, manusia harus memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya. Kita tentu paham bahwa setiap manusia mempunyai kebutuhan yang beraneka ragam. Setiap manusia butuh makan dan minum agar tetap hidup. Manusia membutuhkan pakaian untuk dapat bergaul dengan baik dengan manusia lainnya. Manusia juga butuh rumah sebagai tempat berlindung. Pendidikan, kesehatan, hiburan, dan kebutuhan lainnya juga diperlukan manusia agar hidup lebih layak.
Untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut, manusia butuh uang. Untuk mendapatkan uang, manusia harus bekerja. Setelah bekerja dan mendapatkan uang, uang itu kemudian digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Di samping itu, uang tersebut ditabung untuk kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. Jadi, manusia selalu penuh perhitungan dalam hidupnya. Karena itulah manusia disebut makhluk ekonomi (homo economicus) karena manusia selalu memikirkan upaya untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi.


Jadi dapat disimpulkan perbedaan hakikat manusia sebagai makhluk social dan makhluk ekonomi yaitu Walaupun manusia membutuhkan manusia lainnya dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari, tetapi manusia tetap memiliki otonomi untuk menentukan nasibnya dan memenuhi kebutuhan hidupnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar